Bagaimana Keadaan Laut Indonesia Saat Ini

Bagaimana Keadaan Laut Indonesia Saat Ini

Daerah mana saja yang sudah memasuki musim hujan?

Menurut penjelasan BMKG, awal musim hujan di Indonesia bervariasi dimulai dari Pulau Sumatera bagian barat yang memasuki hujan pada Agustus 2024. Musim hujan kemudian secara bertahap akan meluas ke wilayah timur Indonesia hingga Desember 2024.

Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang selama ini kering secara perlahan akan mulai memasuki musim hujan. Aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diperkirakan akan aktif di Sumatera dan Jawa serta Gelombang Kelvin akan aktif di Jawa bagian timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Papua bagian selatan dalam beberapa hari ke depan.

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMANSejumlah warga menggunakan payung saat menyeberang di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (3/11/2024).

Puncak musim hujan 2024-2025 diprediksi akan terjadi pada November hingga Desember 2024 di 303 zona musim atau 43,35 persen dari zona musim, yang meliputi wilayah Pulau Sumatera, Jawa pesisir selatan, dan Kalimantan.

Sebanyak 250 zona musim atau 35,77 persen diprediksi mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025. Daerah ini meliputi Lampung, Pulau Jawa bagian utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, NTB, NTT, dan sebagian besar Papua.

Keadaan Laut (Sea State) adalah efek yang diakibatkan oleh angin lokal terhadap kondisi laut di area tertentu, dimana tidak dipengaruhi oleh kondisi penjalaran swell (alun) dari area sekitarnya. Keadaan Laut (Sea State) berdasarkan WMO Manual Code, no. 306, part A

Tabel dibawah ini merupakan tabel Keadaan Laut (Sea State Code) dengan Tinggi Gelombang yang terjadi

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Kirim masukan terkait...

Pusat Bantuan Penelusuran

Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.

Selama beberapa hari terakhir, sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jabodetabek, dilanda hujan dengan intensitas rendah hingga lebat. Kondisi langit yang biasanya cerah dan terik kini mulai diselimuti awan mendung dan embusan angin sehingga suhu terasa lebih dingin.

Kondisi pergantian musim dari kemarau ke hujan yang menyebabkan peningkatan intensitas hujan ini perlu diantisipasi agar tidak mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat. Antisipasi dan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi juga perlu ditingkatkan pada daerah rawan.

Apa yang bisa Anda dapatkan dari artikel ini?

Bagaimana prakiraan cuaca sepekan ke depan?

BMKG memonitor adanya pertumbuhan awan hujan dan diperkirakan ada peningkatan curah hujan yang lebih merata di berbagai wilayah di Indonesia dalam seminggu ke depan. Pertumbuhan awan hujan ini berbeda jika dibandingkan dengan kondisi cuaca pada akhir Oktober lalu yang didominasi dengan cuaca panas dan terik.

Labilitas atmosfer yang meningkat ini akibat berkurangnya pengaruh Siklon Tropis Kong-Rey dan aktifnya gelombang Rossby Ekuator di wilayah Indonesia. Kemudian terdapat juga gangguan atmosfer yang ada di wilayah utara Indonesia atau tepatnya di Samudra Pasifik sebelah timur Filipina berupa Siklon Tropis Yinxing.

Pertumbuhan siklon tropis ini memberikan dua dampak yang berbeda, yakni pengurangan hujan di beberapa wilayah dan peningkatan hujan di beberapa wilayah lainnya. Kombinasi dari aktifnya gelombang Rossby Ekuator dan pertumbuhan Siklon Tropis Yinxing ini yang dapat menyebabkan peningkatan curah hujan yang lebih merata dalam sepekan ke depan.

BMKG memberikan peringatan dini terhadap potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di hampir semua provinsi dari Aceh hingga Papua Selatan sejak 5-11 November 2024. Khusus untuk beberapa daerah di Papua Selatan, pada periode waktu tersebut juga berpotensi terjadi angin kencang.

Selain itu, pada sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi, potensi hujan masih didominasi pada sore hingga menjelang malam hari dengan sebaran tidak merata dan durasi relatif singkat. Hal ini umum terjadi pada masa peralihan dan di awal musim hujan yang diperkirakan terjadi pada awal hingga akhir November.

Bagaimana prakiraan cuaca sepekan ke depan?

BMKG memonitor adanya pertumbuhan awan hujan dan diperkirakan ada peningkatan curah hujan yang lebih merata di berbagai wilayah di Indonesia dalam seminggu ke depan. Pertumbuhan awan hujan ini berbeda jika dibandingkan dengan kondisi cuaca pada akhir Oktober lalu yang didominasi dengan cuaca panas dan terik.

Labilitas atmosfer yang meningkat ini akibat berkurangnya pengaruh Siklon Tropis Kong-Rey dan aktifnya gelombang Rossby Ekuator di wilayah Indonesia. Kemudian terdapat juga gangguan atmosfer yang ada di wilayah utara Indonesia atau tepatnya di Samudra Pasifik sebelah timur Filipina berupa Siklon Tropis Yinxing.

Pertumbuhan siklon tropis ini memberikan dua dampak yang berbeda, yakni pengurangan hujan di beberapa wilayah dan peningkatan hujan di beberapa wilayah lainnya. Kombinasi dari aktifnya gelombang Rossby Ekuator dan pertumbuhan Siklon Tropis Yinxing ini yang dapat menyebabkan peningkatan curah hujan yang lebih merata dalam sepekan ke depan.

BMKG memberikan peringatan dini terhadap potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di hampir semua provinsi dari Aceh hingga Papua Selatan sejak 5-11 November 2024. Khusus untuk beberapa daerah di Papua Selatan, pada periode waktu tersebut juga berpotensi terjadi angin kencang.

Selain itu, pada sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi, potensi hujan masih didominasi pada sore hingga menjelang malam hari dengan sebaran tidak merata dan durasi relatif singkat. Hal ini umum terjadi pada masa peralihan dan di awal musim hujan yang diperkirakan terjadi pada awal hingga akhir November.

Daerah mana saja yang sudah memasuki musim hujan?

Menurut penjelasan BMKG, awal musim hujan di Indonesia bervariasi dimulai dari Pulau Sumatera bagian barat yang memasuki hujan pada Agustus 2024. Musim hujan kemudian secara bertahap akan meluas ke wilayah timur Indonesia hingga Desember 2024.

Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang selama ini kering secara perlahan akan mulai memasuki musim hujan. Aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diperkirakan akan aktif di Sumatera dan Jawa serta Gelombang Kelvin akan aktif di Jawa bagian timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Papua bagian selatan dalam beberapa hari ke depan.

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMANSejumlah warga menggunakan payung saat menyeberang di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (3/11/2024).

Puncak musim hujan 2024-2025 diprediksi akan terjadi pada November hingga Desember 2024 di 303 zona musim atau 43,35 persen dari zona musim, yang meliputi wilayah Pulau Sumatera, Jawa pesisir selatan, dan Kalimantan.

Sebanyak 250 zona musim atau 35,77 persen diprediksi mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025. Daerah ini meliputi Lampung, Pulau Jawa bagian utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, NTB, NTT, dan sebagian besar Papua.

Apa saja yang perlu diantisipasi saat pergantian musim?

Secara umum, pergantian musim dari kemarau ke hujan akan menimbulkan serangkaian gejala kesehatan. Tubuh akan terasa lebih lelah, lemas, gelisah, susah tidur, iritabilitas, mengantuk, gangguan lambung, dan penurunan imunitas lainnya. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk senantiasa menjaga kesehatan, termasuk menambah asupan vitamin bila diperlukan.

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMANSebuah mobil menerobos genangan air di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024). Hujan deras disertai angin mengguyur Jakarta dan sekitarnya pada Selasa siang. Imbasnya sejumlah titik di Jakarta tergenang banjir, salah satunya di Jalan Kemang Raya.

Dengan adanya potensi hujan sedang hingga lebat tidak merata di sejumlah wilayah Indonesia, BMKG juga mengimbau agar masyarakat dapat mulai membersihkan lingkungan, memperkuat bangunan atau infrastruktur, menyiapkan perlengkapan darurat bencana, dan hindari daerah-daerah yang mudah terdampak.

Bila Anda seorang komuter di Jakarta, sebaiknya persiapkan diri dengan payung dan jas hujan. Pengguna sepeda motor atau mobil perlu mewaspadai jalanan yang acapkali tergenang.

Selain itu, kewaspadaan lain juga perlu ditingkatkan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan cuaca ekstrem lainnya, terutama di daerah rawan. Masyarakat juga diharapkan mengenali potensi bencana di sekitar mereka dan selalu memperbarui informasi terkait prakiraan cuaca serta protokol evakuasi jika terjadi bencana.

Kapan awal musim hujan di Indonesia?

Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagian kecil wilayah Indonesia mengalami awal musim hujan pada September dengan puncak hujan di wilayah barat pada November hingga Desember 2024. Namun, sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2025.

Awal musim hujan tahun ini datang lebih awal dari biasanya. Dibandingkan dengan rata-rata musimnya, awal musim hujan 2024-2025 diprediksi maju di 267 zona musim (ZOM) atau 38 persen. Sebanyak 190 ZOM atau 27 persen sama dengan rata-rata musimnya dan 96 ZOM atau 14 persen mundur.

KOMPAS/PRADIPTA PANDUAwan mendung menyelimuti langit di wilayah Jakarta, Selasa (5/11/2024). BMKG memprediksi, dalam sepekan ke depan, curah hujan akan merata di sejumlah wilayah di Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan, saat ini wilayah Indonesia belum sepenuhnya masuk musim hujan. Namun, sejak 4 November 2024 terlihat beberapa sirkulasi siklonik yang terletak di Samudra Hindia barat laut Sumatera dan angin konvergensi yang memanjang dari Samudra Hindia.

Secara meteorologis, ada juga pertemuan angin yang terpantau di Samudra Hindia barat Bengkulu dan Laut Andaman pesisir barat Sumatera. Berdasarkan tiga hal, yaitu sirkulasi siklonik, konvergensi, dan daerah pertemuan angin, ini menandakan adanya potensi pertumbuhan awan hujan di daerah tersebut.

Kapan awal musim hujan di Indonesia?

Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagian kecil wilayah Indonesia mengalami awal musim hujan pada September dengan puncak hujan di wilayah barat pada November hingga Desember 2024. Namun, sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2025.

Awal musim hujan tahun ini datang lebih awal dari biasanya. Dibandingkan dengan rata-rata musimnya, awal musim hujan 2024-2025 diprediksi maju di 267 zona musim (ZOM) atau 38 persen. Sebanyak 190 ZOM atau 27 persen sama dengan rata-rata musimnya dan 96 ZOM atau 14 persen mundur.

KOMPAS/PRADIPTA PANDUAwan mendung menyelimuti langit di wilayah Jakarta, Selasa (5/11/2024). BMKG memprediksi, dalam sepekan ke depan, curah hujan akan merata di sejumlah wilayah di Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan, saat ini wilayah Indonesia belum sepenuhnya masuk musim hujan. Namun, sejak 4 November 2024 terlihat beberapa sirkulasi siklonik yang terletak di Samudra Hindia barat laut Sumatera dan angin konvergensi yang memanjang dari Samudra Hindia.

Secara meteorologis, ada juga pertemuan angin yang terpantau di Samudra Hindia barat Bengkulu dan Laut Andaman pesisir barat Sumatera. Berdasarkan tiga hal, yaitu sirkulasi siklonik, konvergensi, dan daerah pertemuan angin, ini menandakan adanya potensi pertumbuhan awan hujan di daerah tersebut.

Apa saja yang perlu diantisipasi saat pergantian musim?

Secara umum, pergantian musim dari kemarau ke hujan akan menimbulkan serangkaian gejala kesehatan. Tubuh akan terasa lebih lelah, lemas, gelisah, susah tidur, iritabilitas, mengantuk, gangguan lambung, dan penurunan imunitas lainnya. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk senantiasa menjaga kesehatan, termasuk menambah asupan vitamin bila diperlukan.

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMANSebuah mobil menerobos genangan air di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024). Hujan deras disertai angin mengguyur Jakarta dan sekitarnya pada Selasa siang. Imbasnya sejumlah titik di Jakarta tergenang banjir, salah satunya di Jalan Kemang Raya.

Dengan adanya potensi hujan sedang hingga lebat tidak merata di sejumlah wilayah Indonesia, BMKG juga mengimbau agar masyarakat dapat mulai membersihkan lingkungan, memperkuat bangunan atau infrastruktur, menyiapkan perlengkapan darurat bencana, dan hindari daerah-daerah yang mudah terdampak.

Bila Anda seorang komuter di Jakarta, sebaiknya persiapkan diri dengan payung dan jas hujan. Pengguna sepeda motor atau mobil perlu mewaspadai jalanan yang acapkali tergenang.

Selain itu, kewaspadaan lain juga perlu ditingkatkan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan cuaca ekstrem lainnya, terutama di daerah rawan. Masyarakat juga diharapkan mengenali potensi bencana di sekitar mereka dan selalu memperbarui informasi terkait prakiraan cuaca serta protokol evakuasi jika terjadi bencana.

Selama beberapa hari terakhir, sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jabodetabek, dilanda hujan dengan intensitas rendah hingga lebat. Kondisi langit yang biasanya cerah dan terik kini mulai diselimuti awan mendung dan embusan angin sehingga suhu terasa lebih dingin.

Kondisi pergantian musim dari kemarau ke hujan yang menyebabkan peningkatan intensitas hujan ini perlu diantisipasi agar tidak mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat. Antisipasi dan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi juga perlu ditingkatkan pada daerah rawan.

Apa yang bisa Anda dapatkan dari artikel ini?